NEW DELHI – India telah mengumumkan paket ekonomi senilai 20 triliun rupee (S $ 376,4 miliar), yang mencakup pinjaman tanpa agunan senilai tiga triliun rupee untuk usaha kecil, sebagai bagian dari upaya untuk membantu negara itu menavigasi jalan keluar dari kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Ini juga akan menyediakan likuiditas dan memberdayakan pengusaha, tweeted Perdana Menteri Narendra Modi, yang mengumumkan paket tersebut dalam sebuah pidato kepada bangsa pada hari Selasa (12 Mei).
India keluar dari penguncian ketat selama berminggu-minggu untuk mengekang penyebaran virus corona.
Penguncian telah sepenuhnya menutup aktivitas ekonomi, yang perlahan-lahan dilanjutkan ketika pemerintah mengurangi pembatasan.
Industri dapat dimulai lagi dan toko-toko dapat dibuka kembali, tetapi dengan langkah-langkah jarak sosial di tempat.
Modi juga mengatakan penguncian akan berlanjut dengan kondisi baru setelah 17 Mei, karena negara itu mencatat lebih dari 74.000 kasus virus corona.
Pada hari Rabu, Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman memberikan rincian paket, yang berjumlah 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan merupakan salah satu paket stimulus yang lebih besar yang diumumkan di dunia. Ini termasuk langkah-langkah sebelumnya sebesar 6,5 triliun rupee, termasuk 1,7 triliun rupee untuk orang miskin dan langkah-langkah likuiditas Reserve Bank of India.
“Pada dasarnya, ini untuk memacu pertumbuhan dan membangun India yang sangat mandiri,” kata Sitharaman, yang akan memberikan rincian lebih lanjut tentang paket tersebut secara bertahap dalam beberapa hari ke depan.
Dia meluncurkan langkah-langkah untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan mereka berkisar dari pinjaman tanpa agunan hingga insentif untuk pertumbuhan dan untuk menanamkan likuiditas segera.
Juga, UMKM dijanjikan bahwa mereka akan menerima dalam 45 hari ke depan semua pembayaran yang tertunda karena mereka dari pemerintah federal.
“Tujuannya juga untuk membawa merek lokal dan membangunnya ke tingkat global. Ini bukan tentang melihat ke dalam dan membuat India isolasionis.
“Ini tentu berbicara tentang India yang percaya diri yang dapat mengandalkan kekuatannya dan juga dapat berkontribusi pada dunia,” katanya.
India, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, membayar harga ekonomi untuk penguncian.
Pertumbuhan ekonomi sudah melambat, mencapai level terendah enam tahun sebesar 4,7 persen pada kuartal terakhir tahun lalu, sebelum pandemi.
Penguncian diperkirakan akan sangat mengurangi pertumbuhan PDB-nya, menjadikannya tahun yang lebih buruk daripada krisis keuangan global 2008.
Dorongan untuk usaha kecil dipandang sebagai kunci untuk memperkuat pertumbuhan karena UMKM mendominasi sektor manufaktur dan merupakan pendorong utama pertumbuhannya. Sektor ini, yang mempekerjakan lebih dari 100 juta pekerja, sedang terancam oleh meningkatnya jumlah penutupan bisnis.